Kajian tafsir Alquran oleh ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg di Masjid Al-Amin, Selasa (3/8/2021) malam.
KOTA MALANG – Ada tiga keutamaan bulan Muharram yang perlu umat Islam ketahui. Yakni, bulan haram, bulan Allah (syahrullah), dan disunahkannya puasa Tasu’a dan Asyura.
Demikian
disampaikan ustadz H Muhammad Syarif Hidayatullah SAg saat mengisi kajian
tafsir Alquran di Masjid Al-Amin, Selasa (3/8/2021) malam.
Seperti
diketahui, bulan Muharram atau Tahun Baru Islam tahun ini jatuh pada Selasa, 10
Agustus 2021. Bersamaan dengan itu, kajian tafsir Alquran yang diasuh oleh
ustadz Syarif mengulas tentang tiga keutamaan bulan pertama dalam kalender
Hijriah ini.
Ustadz
Syarif menjelaskan, Muharam adalah salah satu bulan yang dimuliakan dalam
Islam. Dalam kalender hijriah, ada empat bulan yang termasuk bulan-bulan
dimuliakan (al asyhurul hurum) yaitu
Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
“Firman
Allah SWT di dalam Surat At Taubah ayat 36 disebutkan: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya
empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu
menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,” papar ustadz Syarif.
Lebih lanjut, ustadz dari Kantor Kementerian Agama Kota Batu ini menjelaskan, saat memasuki bulan haram tersebut maka dilarang berperang dan melakukan kedzaliman.
“Keutamaan bulan Muharram yang kedua adalah, bulan ini disebut sebagai syahrullah (bulan Allah). Dalam Hadits Riwayat (HR) Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam,” jelas dia.Kemuliaan
ketiga dari bulan Muharram, kata ustadz Syarif, adalah disunahkannya puasa
tasu’a dan asyura. Bahkan puasa tasu’a dan asyura serta puasa sunah lainnya (Senin
Kamis, ayyamul bidh, puasa daud), nilainya menjadi puasa yang paling mulia
setelah Ramadhan.
“Dalam
Hadits Riwayat (HR) Muslim, secara khusus, Rasulullah ditanya mengenai puasa
asyura, beliau menjawab, “ia bisa
menghapus dosa setahun yang lalu”,” terang ustadz Syarif.
Sedangkan
mengenai puasa tasu’a, ustadz Syarif memaparkan bahwa Rasulullah berazam untuk
menjalankannya, meskipun beliau tidak sempat menunaikan karena wafat sebelum
Muharram tiba.
“Para
sahabatnya yang menjalankan puasa tasu’a seperti keinginan Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam,” tegas dia
Sementara
itu, kajian Alquran yang diadakan rutin setiap bulan pada Selasa minggu pertama
dan kedua ini, digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes)
ketat dalam masa pandemi Covid-19, seperti menjaga jarak, bermasker, dan jumlah
jamaah yang terbatas. (hen)
0 comments:
Post a Comment